Penerapan manajemen aset yang baik dan benar tentunya akan menguntungkan pihak perusahaan, salah satunya adalah informasi aset yang detail dan jelas. Namun, di beberapa perusahaan penerapan manajemen aset masih belum maksimal sehingga banyak masalah yang terjadi. Salah satu masalah yang sering terjadi dalam mengelola aset adalah jumlah data yang harus dikelola tanpa adanya kebijakan tentang bagaimana kita mengelola data tersebut. Tantangan lain yang biasa ditemui adalah data aset yang mengalami depresiasi, dibuang, atau ditinggalkan. Aset ini biasa dikenal dengan “aset hantu” atau ghost asset. Lalu apa sebenarnya ghost asset?

Ghost asset (aset hantu) adalah aset perusahaan yang muncul dalam daftar aser namun secara fisik aset tersebut rusak atau bahkan tidak ada. Lalu apa pengaruhnya terhadap manajemen aset? Tak jarang perusahaan yang memiliki banyak aset menemukan ghost asset (aset hantu) dalam data aset perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi neraca perusahaan.

Berikut hal-hal yang disebabkan oleh adanya ghost asset (aset hantu):

  1. Laporan Keuangan
    Laporan keuangan perusahaan menjadi tidak akurat jika adanya ghost asset (aset hantu)karena jumlah beban biaya operasional lebih tinggi dari yang seharusnya.
  2. Betambahnya Pengeluaran Perusahaan
    Jika sebuah aset tecatat di perusahaan namun tidak ada dalam bentuk fisik, perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk menggantikan aset yang tidak ada tersebut.
  3. Biaya Pemeliharaan
    Setiap aset harus dirawat dengan baik demi umur aset yang panjang. Biaya maintenance digunakan untuk merawat aset yang digunakan perusahaan. Namun biaya ini seharusnya tidak dibebankan pada ghost asset (aset hantu).
  4. Pembayaran Pajak Berlebih
    Pembayaran pajak yang berlebih bisa saja terjadi jika jumlah ghost asset yang ada diperusahaan berjumlah banyak. Hal tersebut dikarenakan jumlah ghost asset (aset hantu) perusahaan yang banyak dan menyebabkan kesalahan laporan yaitu jumlah aset kena pajak dalam catatan laporan lebih banyak daripada jumlah fisik sebenarnya.
  5. Pembayaran Asuransi
    Jika terdapat ghost asset yang memiliki biaya asuransi, hal tersebut akan membuat pengeluaran biaya asuransi berlebih. Karena asuransi akan membebankan biaya sesuai dengan catatan aset yang diasuransikan. Seharusnya, bila aset perusahaan hilang perusahaan tidak harus membayar asuransi atas aset tersebut.
  6. Pencurian Aset
    Kasus ghost asset (aset hantu) pada perusahaan juga bisa saja terindikasi pencurian aset. Manajemen aset yang buruk menimbulkan peluang terhadap pencuri aset. Fitur pelacakan aset sisca.id dapat mengindikasi aset perusahaan benar-benar hilang atau dicuri.

Agar perusahaan tidak mendapatkan masalah ghost asset (aset hantu), perusahaan harus memperbaiki system manajemen aset dan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Aset yang tepat.

Jika perusahaan melakukan pengecekan aset secara berkala, perusahaan dapat:

  1. Mengetahui aset yang hilang/rusak/aset yang tidak tercatat
  2. Mengetahui apakah aset yang ada berfungsi secara efektif dalam memenuhi kebutuhan perusahaan.
  3. Mendeteksi pencurian atau penggelapan aset.
  4. Mengurangi pengeluaran biaya berlebih untuk asuransi, pemeliharaan, atau pajak.
  5. Laporan keuangan yang dibuat akan lebih akurat.