Pencatatan aset menjadi bagian penting dari kegiatan bisnis karena membantu perusahaan melacak serta mengelola semua aset yang dimiliki. Aset di sini merujuk pada aktiva perusahaan dengan nilai jangka panjang.
Proses mencatat secara akurat sangat penting dilakukan guna memastikan nilai aset tetap terjaga. Hal ini akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk membuat perencanaan keuangan jangka panjang. Berikut penjelasan selengkapnya.
Berikut Ini Macam-macam Aset Perusahaan
Aset, kekayaan atau aktiva perusahaan perlu dikaji secara lebih mendalam sebagai sumber daya. Secara umum ada empat klasifikasi atau macam aktiva yang dikelompokkan berdasarkan sifat serta cara mendapatkannya.
1. Aktiva tetap (fixed assets)
Aset atau aktiva tetap adalah kekayaan berwujud perusahaan dengan kriteria siap pakai atau dibangun terlebih dahulu. Aktiva tetap ini digunakan dalam operasional perusahaan setiap harinya.
Aktiva ini tidak untuk dijual karena merupakan bagian dari kegiatan perusahaan dengan masa manfaat lebih dari satu tahun. Contohnya rumah, gedung, atau pabrik tempat produksi perusahaan.
2. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets)
Jenis kedua merupakan hak istimewa perusahaan dan bernilai tetapi tidak memiliki bentuk fisik. Ada beberapa contoh aktiva tetap yang termasuk dalam kategori tidak berwujud atau intangible fixed assets seperti hak paten, hak cipta, waralaba, sewa dan merk dagang.
3. Aktiva lancar (current assets)
Pencatatan aset juga meliputi aktiva lancar yaitu kekayaan yang diharapkan cair maksimal satu tahun atau satu siklus pembukuan. Ada beberapa contoh current assets diantaranya kas, surat berharga, piutang dagang, piutang pendapatan, piutang wesel.
Beban yang dibayar di muka juga masuk kategori current assets. Selain itu juga ada seluruh perlengkapan dalam bisnis yang sifatnya habis pakai serta persediaan barang dagang untuk tujuan dijual dan mendapat profit.
4. Investasi jangka panjang (long term investment)
Investasi menjadi bagian dari kekayaan perusahaan jadi masuk aktiva tetap. Investasi jangka panjang merupakan penanaman modal pada perusahaan lain yang dapat menambah keuntungan dan mengontrol perusahaan lain.
Beberapa Tujuan dari Pencatatan Aset
Tujuan aktifitas pencatatan adalah membantu perusahaan mengatur aset tetap secara efisien. Aktifitas ini membantu perusahaan membuat keputusan bisnis yang tepat. Secara rinci tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Kontrol kekayaan
Pencatatan aset membantu mengontrol kekayaan dengan lebih baik. Perusahaan dapat mengetahui aset apa saja yang dimiliki, kondisi, serta bagaimana penggunaannya selama ini apakah memiliki dampak keuntungan signifikan atau belum.
Dari fungsi kontrol ini setiap perusahaan atau organisasi bisa memaksimalkan kegunaan setiap kekayaan. Kekayaan yang seharusnya bisa mendatangkan keuntungan atau membantu operasional akan benar-benar dimaksimalkan.
2. Laporan keuangan akurat
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu perusahaan memastikan laporan keuangan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan laporan ini perusahaan memiliki informasi yang jadi landasan untuk melaporkan kondisi keuangan serta pajak.
Adanya laporan kondisi keuangan serta pajak ini bisa menjadi keuntungan karena menarik perhatian perusahaan lain. Misalnya tertarik untuk bekerja sama atau menanamkan investasi karena terbukti perusahaan memiliki keuangan sehat.
3. Pengukuran nilai kekayaan
Pencatatan akurat membantu dalam menentukan nilai kekayaan. Perusahaan jadi tahu nilai aktiva tetap saat ini. Dari informasi tersebut jadi mudah menentukan apakan aktiva akan dijual atau dibiayakan.
4. Pemantauan perawatan dan perbaikan
Perusahaan juga bisa dengan mudah memantau perawatan serta perbaikan semua aktiva yang ada. Hasil pemantauan nantinya akan dijadikan acuan dalam membuat suatu keputusan terkait semua aset tersebut.
5. Pembukuan yang tepat
Tujuan pencatatan aset lainnya adalah guna memastikan bahwa perusahaan memiliki pembukuan tepat akurat mengenai aset tetap mereka. Pembukuan tersebut secara efektif membantu perusahaan mengetahui apa yang dimiliki.
Adanya pembukuan juga semakin mempermudah dalam pembuatan laporan keuangan. Laporan keuangan secara akurat menjadi dasar untuk menentukan kebijakan serta target lanjutan.
Peraturan dan Standar Pencatatan Aset
Dalam melakukan pencatatan tidak bisa asal, karena ada peraturan yang perlu diikuti. Aturan ini untuk memastikan bahwa proses membuat daftar setiap kekayaan nantinya memberikan manfaat bagi jalannya bisnis.
Peraturan pencatatan aset merujuk pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 16 tentang aset tetap. Pada standar ini ada penjelasan mengenai aturan pengakuan, pengukuran, penilaian, serta pengungkapan informasi pada entitas bisnis.
Informasi yang didapat dari proses tersebut harus jelas dan terukur. Menurut standar akuntansi keuangan, proses pencatatan mencakup beberapa hal penting. Hal-hal di bawah ini harus dilakukan dan merupakan tahapan pokok.
- Pendaftaran aktiva tetap, diantaranya meliputi penentuan kode barang, deskripsi, tanggal perolehan, jumlah, serta asal sumber pendanaan. Data selanjutnya digunakan untuk inventarisasi jangka panjang.
- Pengakuan dan pengukuran, yaitu meliputi penentuan nilai perolehan kekayaan, metode penyusutan, juga terkait dengan nilai residu atau nilai sisa. Secara keseluruhan tahapan ini menghasilkan informasi mengenai jumlah aset kekayaan.
- Pemeliharaan, meliputi perawatan, pencatatan perbaikan, serta renovasi aset. Misalnya renovasi gedung untuk proses produksi barang. Tidak selalu perbaikan, bisa juga sekedar perawatan karena aktiva ini masih berfungsi namun mengalami penurunan.
- Penghapusan, tahap ini mencakup pendaftaran penjualan, penggantian, atau pemusnahan. Contoh penjualan perangkat komputer karena sudah tidak digunakan. Perangkat tersebut harus jelas dijual seharga berapa, tanggal berapa, dan data penting lainnya.
- Pengungkapan informasi, proses mencatat informasi aktiva atau kekayaan tetap dalam laporan keuangan. Hasilnya nanti bisa dibaca dengan mudah oleh para stakeholder selanjutnya dipakai sebagai acuan membuat kebijakan.
Metode Pencatatan Aset Perusahaan yang Sering Digunakan
Mengikuti standar yang ada, proses pencatatan perlu dilakukan menggunakan metode efektif serta efisien. Setiap perusahaan pastinya memiliki pilihan sendiri dalam menerapkan proses ini. Berikut beberapa metode yang sering digunakan.
1. Metode Straight-Line
Metode pencatatan aset straight-line ini paling sederhana dan sering digunakan karena lebih mudah. Prosesnya bisa diikuti oleh staf baru dengan efisien. Metode ini menggunakan proses pengurangan biaya dibagi secara merata selama masa hidup aset tersebut.
2. Metode Garis Lurus Menurun (Declining Balance)
Metode garis lurus menurun atau declining balance merupakan metode yang lebih kompleks dibandingkan straight-line. Dimana pengurangan biaya aktiva dilakukan dengan memperhitungkan tingkat penurunan biaya setiap tahun.
Jadi tidak hanya dibagi secara merata. Metode ini cukup realistis sebab tiap tahunnya terdapat banyak faktor yang berpengaruh terhadap penyusutan termasuk faktor pemakaian dari aset tersebut.
3. Metode Sum-of-the-Years’ Digits
Metode pencatatan aset sum-of-the-years’ digits memperhitungkan masa hidup suatu aktiva dan tingkat penurunan biaya. Dalam metode ini, biaya aktiva tetap dibagi jumlah tahun hidup dikalikan sisa tahun hidup aktiva tetap.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perusahaan wajib memperhatikan beberapa hal penting. Seperti tingkat penurunan biaya, masa hidup aset, dll dalam memutuskan metodenya.
Meski mudah dilakukan, setiap metode memerlukan dukungan sumber daya manusia berkompeten. Pada dasarnya ketelitian serta konsistensi menjadi kunci bahwa data yang didapat bisa dipertanggungjawabkan.
Keputusan bisnis paling tepat akan didapat suatu organisasi jika memiliki laporan kepemilikan aset secara akurat. Secara keseluruhan, laporan keuangan dengan akuntabilitas tinggi bisa didapat hanya dengan metode pencatatan aset yang dilakukan secara cermat.
Leave A Comment