Bagi perusahaan, mengetahui jenis-jenis aset perusahaan itu sangat penting. Karena akan memudahkan dalam pengalokasian sumber daya yang dimiliki dan tentunya perencanaan anggaran untuk pengadaan inventaris perusahaan.

Aset adalah sesuatu yang memiliki nilai ekonomis dan dapat dimiliki oleh perusahaan. Aset dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan, mengurangi biaya, atau meningkatkan nilai perusahaan.

Aset tidak hanya sekadar barang yang mendukung proses produksi saja, tetapi aset juga bisa dijadikan sebagai objek investasi bagi perusahaan.

Dalam bidang bisnis, aset perusahaan dikategorikan dalam beberapa macam.

Jenis-Jenis Aset Perusahaan

Aset tidak selalu yang terlihat, karena bisa berupa benda, hak, atau kekayaan lainnya. Aset perusahaan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria, seperti wujud, fungsi, dan jangka waktu manfaatnya.

Aset Perusahaan Berdasarkan Wujudnya

Jenis aset perusahaan ada yang dikategorikan berdasarkan wujudnya. Dan dikategori ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu :

1. Aset berwujud

Merupakan aset yang dapat dilihat dan disentuh. Aset ini memiliki wujud fisik yang dapat diukur, seperti tanah, bangunan, mesin, peralatan, persediaan, dan kas. Aset berwujud biasanya memiliki nilai ekonomi yang lebih mudah diukur, seperti nilai pasar atau nilai buku.

Contoh Aset Berwujud :

  • Tanah, merupakan aset berwujud yang paling dasar bagi perusahaan. Tanah dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti tempat usaha, tempat penyimpanan, atau bisa juga sebagai tempat pembuangan limbah.
  • Bangunan, adalah aset berwujud yang digunakan untuk melindungi barang-barang dan orang-orang dari cuaca dan risiko bisnis lainnya. Bangunan juga dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas karyawan.
  • Mesin, adalah salah satu aset berwujud yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa. Mesin dapat meningkatkan efisiensi produksi dan menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
  • Peralatan, merupakan aset berwujud yang berfungsi untuk mendukung operasional perusahaan. Peralatan dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan mengurangi biaya operasional.
  • Persediaan (stok), adalah aset berwujud yang dapat disimpan untuk dijual atau digunakan sebagai bahan baku proses produksi. Persediaan dapat digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan dan mengurangi biaya pembelian.
  • Kas, aset berwujud yang dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan. Kas juga dapat digunakan untuk berinvestasi atau ekspansi usaha.

2. Aset tidak berwujud

Sesuai dengan namanya, aset ini tidak dapat dilihat dan disentuh. Ciri aset tidak berwujud adalah memiliki nilai ekonomi yang tidak dapat diukur secara langsung, seperti hak paten, merek dagang, goodwill, dan hak cipta. Tetapi keberadaan aset ini dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi perusahaan.

Contoh Aset tidak berwujud :

  • Hak paten, adalah hak eksklusif yang diberikan kepada penemu untuk menggunakan atau menjual penemuannya selama jangka waktu tertentu. Hak paten dapat memberikan perusahaan keuntungan kompetitif yang signifikan.
  • Merek dagang, adalah simbol yang digunakan untuk membedakan barang atau jasa dari perusahaan lain. Merek dagang dapat meningkatkan kesadaran merek dan loyalitas pelanggan.
  • Goodwill, aset dengan nilai yang lebih tinggi dari nilai buku sebuah perusahaan. Goodwill dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti reputasi perusahaan, lokasi yang strategis, atau SDM yang terampil.
  • Hak cipta, adalah hak eksklusif yang diberikan kepada pencipta karya seni, sastra, musik, atau karya intelektual lainnya. Hak cipta dapat melindungi karya-karya kreatif dari pembajakan.

 

Berikut perbedaan utama antara aset berwujud dan aset tak berwujud

 

Aset Perusahaan Berdasarkan Fungsinya

Aset perusahaan juga dibedakan berdasarkan fungsinya. Di mana kategori ini ada dua macam, yaitu Aset Operasional dan Aset Non Operasional. Berikut ini penjelasan masing-masing.

1. Aset Operasional

Aset operasional meurpakan aset yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Aset ini biasanya memiliki umur ekonomis yang relatif singkat dan dapat diubah menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun. Aset operasional dapat memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan melalui beberapa cara, diantaranya ::

  • Meningkatkan pendapatan, misalnya saja tanah dan bangunan yang digunakan untuk tempat usaha, mesin dan peralatan yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa, atau persediaan yang digunakan untuk dijual.
  • Meningkatkan efisiensi, contohnya mesin dan peralatan yang digunakan untuk mengurangi biaya produksi, atau persediaan yang digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan.
  • Meningkatkan daya saing, seperti merek dagang yang digunakan untuk membedakan barang atau jasa dari perusahaan lain, atau teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk yang lebih inovatif.

Contoh aset operasional antara lain: Tanah dan bangunan, Mesin dan peralatan, Persediaan, Merek dagang, Hak paten, dan Goodwill.

2. Aset Non Operasional

Sedangkan Aset non operasional adalah aset yang tidak digunakan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Sehingga dari sisi nilai ekonomis, aset ini memiliki umur ekonomis yang relatif panjang. Dan tidak dapat diubah menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun.

Aset non operasional dapat memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan dengan cara:

  • Meningkatkan pendapatan, implementasinya bisa digunakan investasi jangka panjang yang menghasilkan dividen atau bunga.
  • Meningkatkan efisiensi, misalnya saja tanah dan bangunan yang digunakan untuk investasi jangka panjang tentu akan lebih efisien.
  • Meningkatkan daya saing, seperti teknologi yang digunakan untuk menghasilkan produk yang lebih inovatif.

Contoh aset non operasional antara lain: Investasi jangka panjang, Aset tetap yang tidak digunakan, dan Aset lain yang tidak digunakan.

 

Perbedaan Aset Perusahaan Operasional dan Non Operasional

Aset Perusahaan Berdasarkan Jangka Waktu Manfaatnya

Aset perusahaan dapat dikategorikan berdasarkan berbagai kriteria, salah satunya adalah jangka waktu manfaatnya. Berdasarkan jangka waktu manfaatnya, aset perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu aset lancar dan aset tidak lancar.

1. Aset Lancar

Aset lancar adalah aset yang dapat dimanfaatkan dalam waktu satu tahun atau kurang. Dari sisi umur ekonomis, aset ini biasanya memiliki umur ekonomis  yang relatif singkat dan dapat diubah menjadi uang tunai dalam waktu yang relatif singkat.

Perusahaan bisa mendapatkan manfaat dari aset lancar, diantaranya melalui cara berikut :

  • Meningkatkan pendapatan, seperti kas yang digunakan untuk membeli barang atau jasa, persediaan yang digunakan untuk dijual, atau piutang yang diterima dari pelanggan.
  • Meningkatkan efisiensi, seperti piutang yang digunakan untuk menunda pembayaran kepada pemasok.
  • Meningkatkan daya saing, bisa dengan persediaan atau stok yang digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Contoh aset lancar adalah Kas, Persediaan, Piutang, dan Surat berharga.

2. Aset Tidak Lancar

Aset tidak lancar merupakan aset yang dapat dimanfaatkan dalam waktu lebih dari satu tahun. Memiliki umur ekonomis yang relatif panjang dan tidak dapat diubah menjadi uang tunai dalam waktu yang relatif singkat.

Contoh aset tidak lancar diantaranya, Tanah dan bangunan, Mesin dan peralatan, dan Investasi jangka panjang.

 

Perbedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar:

 

Itulah beberapa jenis aset perusahaan yang perlu diketahui. Memahami dan mengetahui kriteria aset yang dimiliki akan memudahkan pihak perusahaan melakukan pengelolaan. Karena pengelolaan yang efektif itu adalah faktor penting bagi kesuksesan suatu bisnis.

Perusahaan juga perlu melakukan inventarisasi aset secara berkala untuk memastikan bahwa aset tersebut dicatat dengan benar dan dikelola secara efisien. Perusahaan juga perlu melakukan pemeliharaan dan perawatan aset secara berkala untuk menjaga nilai ekonominya.

Untuk urusan pengelolaan aset, sangat penting untuk menggunakan sistem pengelolaan aset yang terintegrasi. Salah satu yang bisa digunakan adalah SISCASistem Catat Aset.

Software pengelolaan aset ini memiliki berbagai fitur yang akan memudahkan pihak perusahaan melakukan pencatatan aset.

Jangan sampai di era digital sekarang ini pencatatan aset masih dilakukan secara manual menggunakan software Excel. Kalau skala perusahaan kecil mungkin masih bisa diatasi, tetapi kalau sudah terlalu kompleks, maka perlu sistem yang profesional dan terintegrasi dengan semua layanan.