Setelah membahas mengenai stock opname pada artikel sebelumnya (https://sisca.id/pengertian-stock-opname-dan-cara-melakukannya/), perlukah perusahaan melakukan kegiatan stock opname? Jawabannya adalah perlu. Stock opname wajib dilakukan agar perusahaan dapat mengetahui kemungkinan kerugian yang akan didapat dari masa kadaluarsa barang persediaan. Lalu, apa yang akan terjadi jika perusahaan tidak melakukan stock opname?

  1. Tidak Dapat Menilai Perkembangan Bisnis

Jika perusahaan tidak melakukan stock opname, maka perusahaan tersebut tidak dapat membandingkan nilai persediaan sekarang dengan persediaan di tahun sebelumnya sehingga perusahaan tidak dapat menilai perkembangan bisnisnya. Karena perusahaan tidak dapat mengetahui apakah nilai persediaan mengalami penurunan atau kenaikan.

  1. Sulit Mencari Nilai HPP (Harga Pokok Produk)

Nilai HPP sangat penting untuk laporan keuangan. Namun jika stock opname tidak dilakukan, maka perusahaan kesulitan mencari  nilai HPP sehingga pembuatan laporan keuangan akan terhambat.

  1. Jumlah Persediaan Tidak Diketahui

Stock opname berguna agar perusahaan dapat mengetahui jumlah persediaan barang di perusahaan. Jika perusahaan akan mengajukan pinjaman ke bank, maka perusahaan harus mengetahui jumlah persediaan barang agar dana yang diajukan ke bank sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Namun, jika perusahaan mengajukan pinjaman ke bank tanpa mengetahui jumlah persediaan, perusahaan tersebut akan mengajukan pinjaman yang tidak sesuai dengan kebutuhannya.

  1. Tidak Mampu Mencocokan Data

Perusahaan yang melakukan stock opname mampu mencocokan data serta mengetahui apakah terdapat barang perusahaan yang hilang. Berbeda jika perusahaan tidak melakukan stock opname, maka perusahaan tidak akan mengetahui jika ada barang yang menghilang ataupun rusak.

Selain itu, stock opname dapat membantu bagian keuangan untuk menghitung laba – rugi perusahaan lebih rinci. Untuk melakukan stock opname terdapat 2 metode perhitungan, yaitu:

  1. Metode Perhitungan Sistem Periodik

Perhitungan sistem periodic dihitung berdasarkan persediaan barang keluar atau masuk dengan hanya menghitung biaya atau pendapatan keluar tanpa menghitung hpp produk. Hal ini mengakibatkan pada akhir bulan perusahaan harus menghitung penyesuaian yang terjadi untuk hpp pada persediaan yang keluar pada produk tersebut agar laba rugi yang muncul bisa terhitung.

  1. Metode Perhitungan Perpetual

Metode peritungan perpetual dilakukan dengan cara menghitung barang persediaan yang keluar dengan menghitung HPP serta persediaan lansung secara riil pada saat itu. Di akhir tahun, perusahaan tidak perlu menghitung kembali HPP atau persediaan yang masuk atau keluar. Metodi ini dipakai untuk memudahkan transaksi keuangan dan untuk menentukan stok opname yang efisien dan efektif.

Kesimpulannya, kegiatan stock opname adalah kegiatan yang wajib dilakukan oleh perusahaan. selain dapat menghitung persediaan barang secara rill, stock opname pun dapat menghasilkan laporan keuangan yang tepat, sehingga dapat memudahkan perusahaan untuk mengambil keputusan dan strategi bisnis.